Alana berlari dari pagar sekolah hingga ke kelas. Ciiit! Decitan sepatu di atas lantai terdengar begitu ia sampai di kelas.
Semua temannya di dalam kelas terkejut akan kedatangannya.
"RISA TANEDA IIIIISSSSS KAMBEEEEEEEKKKK~!!!!"
Alana meloncat riang seorang diri. Semua temannya semakin tak mengerti maksudnya.
Seorang anak perempuan
masuk setelah Alana berteriak. "Biasa aja dong, Alana-chan." Ia malu
namanya disoraki. Wajah merahnya tak begitu terlihat karena tertutup
masker.
Alana menggaruk kepala. "Habis aku senang Risa-chan udah balik lagi ke sekolah."
Teman-teman perempuan
sekelas bangkit dari tempat duduk mereka langsung menghampiri anak
perempuan yang memakai masker dan kacamata merah.
"Risa-chan! Udah baikan?"
"Risa-chan! Selamat datang kembali ke kelas!"
Risa tersipu senang disambut hangat teman sekelasnya. "Terima kasih, semuanya. Aku kembali."
Alana menyingsing lengan baju Risa. "Wah, benar ada jejaknya," ungkapnya malah kagum.
Risa sengaja memakai
baju berlengan panjang agar dapat menutupi bekas cacarnya. Ia malu
kulitnya penuh bekas bentol. Ia langsung menepis tangan Alana, menutup
kembali lengannya.
"Alana-chan!" kesalnya.
Wajah Risa yang marah membuat Alana bersalah. "Maaf..."
"Alana-chan belum pernah dapat cacar, katanya penasaran," ungkap Momo.
"Kata okasan cacar itu
sakit, gak bisa keluar rumah. Kalau gak bisa keluar rumah, gak bisa
sekolah, trus gak bisa main," ujar Alana sedih. "Gak bisa ketemu
teman-teman, kan sepi. Hiksss......"
"Aku berpikir kalau aku
jadi Risa-chan, pasti sedih sekali. Udah sakit, gak bisa main, cuma
tidur-tidur sampai sakitnya pergi. Sakitnya Risa-chan juga gak bisa
dijenguk," tambah Alana semakin sedih.
"Alana-chan......" Risa merasa bersalah sudah salah sangka. "Tapi aku sudah sehat kok. Maaf membuat semuanya khawatir......"
Kelompok anak laki-laki masuk ke kelas. Mereka heran melihat anak perempuan berkumpul.
"Wah, wah, ada apa ini?" heran Eguchi.
Anak perempuan menoleh ke kelompk anak laki-laki.
"Yeee leher jerapah gak usah nanya kan udah bisa lihat!" timpal Azusa.
"Eguchi langsung jongkok
di tempat, menutup wajah dengan kedua tangan. "Salah apa aku Tuhan
punya kelebihan tinggi?? Hueeeeeee....."
"Taneda! Udah boleh sekolah?" tanya Yuichirou.
Risa malu-malu, "I-i-iya, iincho.... Mohon bantuannya lagi...."
Melihat wajah malu-malu Risa, anak perempuan langsung bertindak.
"Ekhem, Risa-chan, mau balik sakit lagi?" ungkap Azusa.
"Kata mama aku penyakit cacar bisa kambuh lagi, lho," gertak Sumire.
Alana bernyengit, "Masa??"
"Dan kalau sakit lagi, gak mau sembuh-sembuh, lho," tambah Ayane.
Risa bergedik ngeri, ia
tahu teman perempuan sekelas mengagumi iincho. Mereka sepakat siapa aja yang curi start bakal kena rundung.
"Dan gak ke sekolah-sekolah lagi," bisik Aoi dari belakang.
"TIDAAAAAK!!!"
Semua anak perempuan tertegun karena yang menjerit Alana.
"Ya-yang benar aja? Se-separah itu kalau dapat cacar???" Alana termakan candaan teman-temannya.
Mereka malah semakin mengerjainya.
"Iya. Dan cacar itu... bisa menular ke orang yang belum pernah kena cacar!!"
Alana menjauh dari Risa. "Maaf Risa-chan! Untuk sementara kita pisah dulu. Aku gak mau gak bisa main karena sakit! Maaf!!"
Teman-temannya ada yang
pasang wajah pokerface, yang mengerjai pasang wajah tanpa dosa, dan ada
yang menahan tawa. Momo yang ingin menyelamatkan sahabatnya dari
kesalahpahaman langsung dicegat sama Azusa, dibungkam secara paksa.
Yang dipikirkan Alana
tak hanya tidak bisa bermain, kalau dia sakit kasihan okasan dan otosan
cari duit banyak buat beli obat. Ia ingat okasan selalu berpesan agar
tidak main lama-lama biar gak sakit. Kalau udah sakit, okasan akan
sedih.
"Kalau Alana-chan
sakit, okasan jadi sedih. Jangan tambah kesedihan kasan, ya, Alana-chan.
Kasan udah capek sama sikap otosan, jangan tambahin beban, ya..."
Alana anak yang baik. Dia tidak mau melihat okasan sedih.
Sementara Alana sibuk dengan pikirannya, teman-temannya tertawa melihat wajah cemasnya.
***
Alana memasukkan kunci
ke lubang kunci pintu rumahnya. Dia baru saja pulang. Tapi kuncinya
tidak mau berputar. Ia menggeser pintu, "Eh, okasan udah di rumah?"
herannya.
"Okasan!" Alana langsung masuk, mengganti sendalnya dengan sendal rumah. "Tadaima! Okasan?"
Yang muncul malah otosan. "Okaeri, megami yo!"
Bibir Alana mengerucut. "Otosan, nama anak sendiri dilupain!"
"Ngomong apa sih nih anak? Otosan punya satu anak masa nama putrinya bisa lupa?"
"Trus kenapa panggil Alana dengan Megami?"
"Itu karena-----
"Massaka, selingkuhan baru otosan, ya!"
"Chige yo!"
"Hayo ngaku!"
Otosan merasa terpegok selingkuh oleh okasan, tapi sekarang ini malah diwakili oleh anaknya.
"Alana-chan, tahu tidak
arti namamu? Itu artinya perdamaian. Kehadiranmu itu bagaikan
megami-sama yang mendamaikan kehidupan otosan dan okasan. Begitu
sayang." Otosan membujuk dengan rayuan ke anaknya sendiri.
Alana langsung termakan ucapan otosan. "Oooh!"
Otosan terkekeh.
"De, otosan kok pulang?" heran Alana.
"Emangnya otosan gak boleh pulang??"
"Bukannya kerja?"
"Ke-kerja kok!"
"Trus, ngapain pulang?"
Otosan merasa
diintrogasi oleh pihak keamanan telah berhasil menyelinap masuk rumah
orang lain.
Ia pun mengakali anaknya sendiri.
"Ada barang yang tertinggal, kalau gak ada itu otosan gak bisa kerja. Jadi otosan pulang. Nih mau balik lagi."
"Oooh...."
Otosan cengengesan, berpikir mudah sekali mengelabui anaknya. "Otosan pergi dulu."
Alana membentangkan kedua tangan, menghalangi jalan otosan.
"Apa lagi?"
Alana mengadah tangan kanan. "Alana belum makan siang, minta duit."
Otosan menepuk jidatnya sendiri. "Oh iya, lupa. Ini." Ia kasih beberapa koin ke Alana.
Alana cemberut. "Beli apaan cuma 500yen? Tambah!"
Otosan geram. "Kenapa gue lupa anak ini sama aja sama gue?" Tapi otosan hanya menambah 200yen saja.
"Ini, gak ada lagi.
Otosan juga udah sisain makan siang di meja. Lihat aja. Udah, kalau
kurang minta sama okasan. Otosan pergi dulu!"
Otosan pergi secepat kilat sebelum kantongnya dibolongi Alana.
"Ceeeh, pelit," kesal Alana.
Alana berjalan ke dapur,
melewati kamar orang tuanya. Pintu kamar tidak ditutup otosan lagi. Ia
berniat menutup pintu kamar tersebut, tapi saat menengok ke dalam lemari
baju terbuka.
"Aduh, buru-buru banget otosan sampai lupa tutup lemari!"
Alana melangkah ke dalam
berniat menutup pintu lemari. Tapi saat melirik ke dalamnya baju di
dalam agak berantakan, terakhir kedua matanya terbelalak melihat kantong
kain yang biasa digunakan okasan menyimpan uang sudah menipis.
Alana histeris.
"OOO-TOOO-SAAAAAAAAAAAAANNNN!!!!!!"
>>>bersambung<<<
endingnya sesekali menggemaskan?
langsung aja ke profil~
Taneda Risa
Lahir di Tokyo, 12 Juli
1988, bergabung dengan agensi Office Osawa dan sudah mulai di dunia
seiyuu tahun 2010. Peran populer yang telah ia perankan ialah Kuriyama
Mirai "Kyoukai no Kanata" dan Nakiri Erina "Shougeki no Souma". Karena
harus menyembuhkan pita suara, Risa harus hiatus. Pihak agensi sudah
menyatakan Risa sembuh dan siap untuk kembali bekerja. Sayangnya untuk
peran Erina tidak bisa lagi diperankan lantar keputusan pihak produksi
anime tersebut yang mengatakan suaranya masih belum bisa melanjutkan
peran suara sebelumnya.
Aduh, semoga Risa-tan balik bekerja yaa T.T
Sekian dulu ><
Sei deshita~
Jika ada kesalahan informasi, silahkan berkomentar!