"Tidak peduli paras!"
Ann harus marah pada Tanemoto Aya.
Wanita yang sudah sering menjadi jembatannya dengan editor penerbit itu sengaja
memberi jadwal palsu—tidak palsu seutuhnya—hanya saja waktunya dipercepat agar
Ann lekas tiba di kantor. Setiba di kantor, lebih tepatnya di ruang rapat tidak
ada siapapun di sana. Tanemoto mengatakan bahwa rapatnya akan segera dimulai
tiga puluh menit lagi.
“Kau!!” kesal Ann. Tanemoto Aya seusianya juga bukan atasannya, jadi ia
tidak akan segan mengeluarkan umpatan. Namun Ann mencoba berhati lapang, tidak
ada satupun kata umpatan terlontar dari bibirnya, hanya mendongkol dalam hati.
Tanemoto Aya tersenyum manis tanpa merasa bersalah. “Mari kuajak kamu ke
kantin. Pasti belum sarapan, bukan?”
Ann tidak beranjak dari kursi, ia masih lelah sehabis berlari, dari
apartemen ke stasiun, lalu dari stasiun ke kantor.
“Dan lagi, Atsugawa-sensei,
biar kubantu merias. Ini pertama kalinya kamu mengikuti rapat dengan pihak studio
animasi, bukan? Lihatlah rambutmu… berantakan—ah, pasti karena terpaan angin jadi
terlihat sedikit… mengembang---”
“Ini karena kamu bilang rapatnya akan berlangsung 30 menit lagi tapi
kenyataannya 1 jam lagi!” timpal Ann geram. “Kalau kau berkata jujur, aku sudah
berias!”
“Aku tidak pernah melihat Atsugawa-sensei
berias,” ejek Tanemoto.
“Riasanku tidak sama dengan riasan tebalmu!” gerutu Ann.
Tanemoto menggembungkan pipi, kesal. “Ini daya tarik, tahu!”
“Iya, iya,” ujar Ann malas. Ia berdiri, melangkah meninggalkan Tanemoto.
“Atsugawa-sensei, mau kemana?”
Ann berhenti, membalikkan badan sedikit. “Tapi kamu mengajakku ke
kantin? Aku mau sarapan! Kamu harus tanggung jawab dengan membayar setengah
harga pesananku!”
Tanemoto menyusul Ann yang kembali melangkah tanpa menunggunya. “Eeh?
Yaa… sudah, apa boleh buat. Lagi pula setelah rapat ini aku dapat persenan~.”
“Takku,” gusar Ann.
Mereka berjalan bersama menuju kantin yang ada di gedung perusahaan
penerbit tersebut.
“Aa~h, aku tidak menyangka akhirnya tulisan Atsugawa-sensei diangkat ke layar lebar,” ujar
Tanemoto, ia terlihat begitu senang.
“Hanya anime,” gumam Ann.
“Jangan salah, sensei! Anime sudah mendunia! Jadi, kalau
ceritamu dijadikan anime, semua orang
di dunia ini mengetahui ceritamu! Bukannya itu hebat? Bahkan ada yang diangkat
menjadi live action!”
Antusias Tanemoto tidak memengaruhi Ann. Cerita yang akan diangkat
menjadi sebuah anime itu berasal dari
cerita pertamanya yang diterima penerbit. Cerita romansa picisan yang dibuat
secara ‘asal’. Tidak disangka cerita berbumbu cinta berlebihan itu menarik perhatian
editor dan bisa dianggap cerita tersebut laris di pasaran.
Ia masih belum percaya cerita yang ia buat tiga tahun lalu itu berbuah
manis untuk dirinya. Namun semakin mengingat cerita tersebut, ia semakin tidak
mensyukuri segalanya. Banyak kenangan pahit yang terukir dalam cerita itu.
Tidak ada yang mengetahui hal tersebut. Karena semua orang telah menganggap
cerita itu fiktif semata.
“Kalau aktor… aku maunya Miura Haruma, kalau seiyuu….”
“Memilih pemeran yang disukai,” timpal Ann.
Tanemoto tersenyum lebar. “Habis, dari awal aku sudah ikut campur dengan
ceritamu, tidak ada salahnya memberi masukan, bukan?”
“Tapi yang memilih pemeran semua itu sang sutradara. Dan lagi ini anime, bukan live action!” tekan Ann.
“Seiyuu… aku tidak begitu
akrab, tapi aku tahu Miyano Mamoru. Penyanyi keren itu~ kamu juga lihat, kan,
promosi album terbarunya di Akiba? Ke~ren~!”
Ann hanya mengangguk. Tapi jujur saja, tidak ada siapapun yang tahu
kecuali teman semasa kuliahnya dulu bahwa dirinya sangat mengagumi dunia seiyuu, bahkan hampir ‘melarikan diri’
ke dunia tersebut jika tulisannya tidak diterima. Tapi Ann sadar diri tidak
akan bertahan di dunia hiburan.
Mereka tiba di kantin, mengambil tempat dan langsung memesan. Ann
memesan donburi—nasi dengan irisan
daging sapi asapan di atasnya, dan segelas jus pisang. Sedangkan Tanemoto hanya
memesan secangkir latte karena sudah
sarapan sebelumnya.
Ada sebuah televisi terpajang di kantin tersebut, memperlihatkan siaran
promosi game online yang terkenal karena anime-nya.
Bahkan seiyuu tokoh utama yang
menjadi bintang iklannya.
“Aah, itu! Kalau tidak salah…,” Tanemoto mencoba menerka, “Kaito dari anime Sword Art Online, seiyuu-nya… Matsuda?”
“Matsuoka, dan lagi nama karakternya Kirito,” timpal Ann dengan suara
pelan.
“Iya, iya,” Aya mengagguk. “Seiyuu
itu aneh, ya? Suaranya keren, orangnya… cakep juga tapi… kurang memadai, hanya
segelintir.”
Ann cemas Tanemoto menyadari kenapa dirinya tahu nama seiyuu tersebut, benar-benar tidak
peduli. Wanita itu sibuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya.
“Setiap manusia punya kelebihan masing-masing. Seiyuu dianugerahi suara unik oleh Tuhan. Lahir dengan wajah
menarik hanya poin tambahan jika tidak begitu dalam berakting. Jika kamu tidak
puas dengan paras mereka, lebih baik diam. Akan menyakitkan jika ucapanmu
terdengar oleh orang yang bersangkutan maupun yang berkaitan.”
Tanemoto tercenung setelah dinasehati habis-habisan oleh Ann.
“Ma-maaf….”
Takut dicurigai Ann beralasan langsung. “Aku tidak sengaja membuka NicoNico,
seiyuu itu selain akting suara, suara
mereka bernyanyi bagus. Tidak hanya itu, seiyuu
Matsuoka itu, dia bisa masak. Kamu suka laki-laki yang pandai masak, bukan?”
Mata Tanemoto berbinar kemudian, “Serius?”
“Ada videonya di NicoNico.”
“Hwaaa…….” Tanemoto pun melamuni sosok pria yang pandai memasak. “Aku
tidak peduli bagaimana paras laki-laki.” Aslinya wanita bernama Tanemoto Aya
itu tidak peduli dengan paras pria yang akan menjadi tipe ideal pasangan. “Asal
ia pandai masak aku langsung jatuh hati~.”
Ann berdengus, “Karena diri sendiri tidak bisa memasak,” timpalnya
bergumam.
Tanemoto mendengarnya. Kepalanya menundukkan sedih, iba pada diri
sendiri.
“Ah, maaf, kelepasan,” sesal Ann terlambat.
***
[Cast terkait]
-Karakter-
Atsugawa Ann (main
cast)
Tanemoto Aya. Seorang karyawan yang
bekerja di penerbit di mana karya Ann diterbitkan, menjadi “jembatan” antara
Ann dengan editor penerbit dan mencarikannya peluang. Bisa dikatakan Aya
seperti “sekretaris” bagi karya-karyanya Ann, namun tindakannya ini bukan hanya
untuk Ann saja tetapi juga untuk para penulis lainnya.
-Tokoh yang
“terpanggil”-
Matsuoka Yoshitsugu, seiyuu. Hanya disebutkan
semata saja karena ada iklan yang terkait dengan game “Sword Art Online”.
Matsuoka-san mengisi suara untuk
karakter utama bernama Kirito.
Miyano Mamoru, seiyuu.
Haruma Miura, aktor.[__Rilis: 16 Oktober 2017]
mungkin aku akan sibuk hari rabu, jadi langsung aja sekarang mumpung dapet wifi gratisan(?)------padahal beli paket sendiri -_-'
Jika ada kesalahan informasi, silahkan berkomentar!