"10 menit bergegas??"
Ponsel genggamnya berdering di pagi hari. Dengan malas ia meringsut di
atas kasur, meraih alat komunikasi itu di atas meja dekat ranjang. Pandangan
matanya masih remang, namun ia yakin telah menekan ikon hijau.
“Hai, moshimoshi*….”
“Atsugawa-sensei**, suaramu
parau. Baru bangun?” tanya seorang wanita di seberang sana.
“Tanemoto-san?” Tidak yakin,
ia kembali melihat nama yang tertera di layar ponselnya, kembali menempelkan ke
telinga. “Gomenasai, ima okita.
Doushitandesuka?***”
Wanita yang dipanggil Tanemoto itu menghela napas. Suaranya agak
menggelitik telinga Ann meski lewat sambungan telepon. “Bukan ada apa lagi.
Hari ini rapat untuk naskah Anda, Atsu-ga-wa-se-n-sei!”
Ann melirik jam kotak digital di atas meja, meraih kalender kecil yang
sudah banyak silang merah. Jika ia masih memiliki satu lengan, mungkin lengan
itu sudah berhasil menjambak rambutnya yang kusut sehabis baru bangun tidur.
“Tuhan! Kenapa aku lupa hari penting ini???”
“Hari penting menjadi genting,” ujar Tanemoto malas. “Atsugawa-sensei, bergegaslah ke kantor hari ini.
Kami tunggu tiga puluh menit lagi!” tekannya.
“Tiga puluh menit?” jerit Ann.
“Dari Roppongi ke sini hanya dua puluh menit, dear,” ungkap Tanemoto ringan.
“Itu berarti kamu memberi waktu aku berbenah sepuluh menit!” geram Ann
langsung memutuskan panggilan dan beranjak dari kasur.
Kamarnya remang, hanya sinar matahari di balik gorden yang terbentang
mencoba masuk. Ann melangkah hati-hati, seluruh lantainya penuh dengan kertas
naskah yang tercecer.
Ia selalu begitu saat bekerja. Tidak ingin membolak-balikkan file referensi, semua ia cetak, kemudian
bertebaran dengan maksud mudah diambil kembali. Terkadang ia lelah menatap
layar laptop padahal ia harus refisi, naskah tersebut ia cetak lalu dibaca
sambil berguling di atas kasur.
Secepat kilat menyambar, Ann mencuci muka, menyikat gigi, lalu berganti
pakaian. Tanpa memilih ia langsung menyambar kaos abu-abu berleher, mengenakan
vest krim, lalu mengenakan rok panjang. Kemudian meraih notebook, dimasukkan dalam tas sandang.
Saat melangkah ke genkan akan
meraih sepatu di raknya, ia lupa mengenakan kaos kaki. Ann berlari kecil ke
dalam, tersandung meja kecil, melupakan rasa sakit itu dan segera mengacak isi
lemari demi mendapatkan sepasang kaos kaki.
Dengan cepat mengenakan kaos kaki tersebut, mengenakan flatshoes, mendorong pintu agak keras
dan ia pun keluar. Mengunci pintu, memasukkan kunci ke tas sandangnya, lalu
berlari kecil menuju lift.
“Oh, ayolah, jangan bilang macet!” Ia panik di depan lift, menekan
tombol turun berkali-kali. Saat membalikkan badan berencana menuruni tangga,
pintu lift terbuka. Ann bersyukur dalam hati, segera masuk ke lift.
Selama perjalanan turun, satu per satu lantai menambah penumpang lift.
Ann terdorong ke belakang. Mau bagaimana lagi, ia tinggal di apartemen padat
penduduk dengan banyak 20 lantai. Satu lantai berisi tujug kamar apartemen. Ada
keinginan untuk pindah namun penghasilannya sebagai penulis masih belum cukup
untuk pindah ke apartemen yang sedikit baik.
Setiba di bawah Ann sudah basah karena keringat. Ia bernapas lega,
menghirup udara sebanyak-banyaknya setiba di bawah. Ia menaikkan pergelangan
tangan kiri, lupa tak sempat mengenakan jam tangan. “Sial, udah berapa menit
waktuku terbuang??!”
Ia pun berlari. Jarak apartemen menuju stasiun ditempuh sepuluh menit
berjalan kaki. Meski sepuluh menitnya tersisa beberapa menit lagi, tetap saja
tidak akan mencukupi waktu tempuh menuju stasiun.
“Setelah semua berjalan lancar, selamat tinggal apartemen lama! Aku
tinggal di jantung kota!” tekadnya tidak ingin lagi terlambat.
Ann berlari, mengacuhkan goyangan notebook
yang ada dalam tas yang disandang di punggungnya.
***
[catatan]
*moshimoshi = halo (biasa diucapkan pertama kali saat menerima
panggilan)
**sensei = arti umumnya guru,
namun bisa juga dipakai untuk memanggil seseorang yang ahli pada suatu hal,
misalnya dokter, penulis/pengarang, komikus, dsb.
*** Gomenasai, ima okita.
Doushitandesuka? = maaf, baru bangun. Ada apa?
****genkan = lantai depan rumah[__Rilis: 11 Oktober 2017__]
Yooo!
Moshimoshi minasan~
Ini cerita ketiga dari Sei! Masih berhubungan dengan seiyuu, trus tokoh utamanya (heroine) bukan seiyuu. Penginnya sih jadi seiyuu, tapi entar sama banget sama "Between Seiyuu", bedanya heroine BS itu reader cewek.
Romance-nya belakangan, belakaaaaaaaaaaaaaaaang banget! Dan sedikit melow gitu ceritanya.
Jadi... yang penginnnnnnnn banget baca karena ada romance si.....oke! aku kasih clue satu awalan buat seiyuu ca'em kita yang jadi target!
"A"
Udah, itu dulu ^0^
Entar bakal tahu di chapter..... berapa ya?
Hayoooo ada yang bisa tebak?
1 chapter per minggu. Setelah terbit 2 chapte di blog, keseluruhan 2 chapter tersebut akan jadi satu halaman lengkap yang akan aku post di wattpadku @seianiverss__
Sila tinggalkan komen~
kalo ada salah ketik, boleh komen~
Sei deshita!
Jika ada kesalahan informasi, silahkan berkomentar!