Rabu, 13 September 2017

kaizoku 01 | Awal Cerita

Post oleh : seianivers | Rilis : September 13, 2017 | Series :
Ini adalah cerita berdasarkan imajinasi sesat sang penulis yang sedang buang ha**t.

Maaf, tidak seharusnya kalimat kotor mengawali cerita. Jadi lupakan!//gimana lupainnya udah ketawa juga bacanya. Lucu gak? Enggak? Garing kriuk-kriuk? Ya iyalah, pake bawang goreng spesial//malah promisi//dihajar pembaca.

Diingatkan, tokoh utama bukanlah siapa-siapa. Penulis hanya ngasal memilih nama karena… lihat saja nanti alasannya ada dalam cerita//digebuk.

Dan para seiyuu yang jadi korban fanfiction kali ini kemungkinan akan ooc alias ogah-ogah chiin~---bukan, bukan(!), maksudnya out of chara, dan jika ada sangkut-paut dengan ‘cie-cie-an’ itu juga hanya fiksi, gak nyata, dan jangan makan hati saat membaca cerita absurb satu ini.

Dan (lagi) cerita ini sengaja dibuat gaje alias garing jenaka alias gak jelas alias gantung jemuran alias//woiii aliasnya kebanyakan!!// jadi jangan makan hati kecuali hati ayam kalo suka, dan siapin obat tetes mata takut matanya iritasi baca cerita satu ini.

Udah, udah, mulai aja!

Long long time ago dima tampeknyo ndak ado nan tau//lha pake bahasa apa nih anak? Ulang! Ulang!

Di suatu hari dan di suatu tempat, hiduplah sepasang suami-istri yang hidup rukun dan romantis….

“Apa yang kamu lakukan semalam gak pulang, anata!”

Sang istri melempar sendalnya sebelah.

Sang suami mengelak dengan jurus menundukkan kepala.

“Hanya dari rumah teman, sayang~.”

“Dari rumah teman apanya! Bau sake, mata sayup! Pasti dari pachinko lagi!”

Sang istri lempar panci.

Sang suami mengelak dengan jurus lompat tali.

“Gak kok! Mana ada duit buat ikut pachinko.”

“Tu, duit aku di lemari ilang?”

Sang istri melempar galon.

Sang suami mengelak dengan jurus—bodo amet jurus, yang penting dia berhasil ngelak!

“Yang bener? Pasti ada maling!”

“Malingnya kamu!”

“Aduh, sayang jangan marah-marah! Ingat bayi kita!”

“Nyadar kamu sama bayi kita? Cari duit sana! Bukan ke pachinko!”

Pachinko emang tempat nyari duit.”

“Ya kan ke pachinko? Punya si janda kembang bohai itu?!!”

“Iya bohai—eh gak kok—

“Bohong!!!!”

Benda terakhir yang dilayangkan sang istri tak lain ialah bola kasti pemberian terakhir sahabatnya dulu semasa SMA. Tapi itu sebenarnya sang istri lupa mengembalikan apa yang sudah ia pinjam, jadi sang sahabat pun merelakan, lagian cuma bola kasti, beli tiga ceban :v

Sehebat apapun tupai melompat pasti akan jatuh jua, sehebat apapun si suami mengelak galon, magicom, kotak make-up, kursi, lemari bahkan kulkas, tapi bola kasti yang kecil tak disadari mendarat ke mata kirinya hingga meninggalkan bekas. Itu karena ia keceplosan keingat si janda bohai semalam.

Letih jiwa, tenaga terkuras, ditambah berat sang jabang bayi yang dikandungnya membuat sang istri menyerah. Ia duduk di kursi yang tak sempat menjadi korban lemparan.

Anata, bukannya cari kerja buat anak kita lahir malah kelayapan tiap malam. Mau kasih makan apa anak kita kelak??”

“Nasi.”

“Nasi kan beras, beli beras pake apa?”

“Ya duit lah.”

“Iya duitnya dari mana, kono baka otto yo!

“Tabunganmu kan masih ada.”

Dahi sang istri kembali berkerut.
 
Aksi lempar barang pun kembali terjadi.

Sang istri memberi dan sang suami menerima apapun yang ‘diberikan’ sang istri.

Rumah tangga yang sangat rukun dan romantis bukan?


>>>Time Skip<<<


//ngikutin gaya mainstream tulisan tetangga :v

Sembilan bulan~ ibu mengandung~ melahirkan kita ke dunia~//malah nyanyi//digebukin pembaca

Ya, setelah mengandung sembilan bulan lamanya sang istri pun melahirkan. Seorang bayi yang sangat lucu. Meski pertengkaran sering terjadi di antara dirinya dan suaminya, ia tetap bahagia saat melahirkan sang anak ditemani sang suami dengan sorakan cheers yang pernah dilakukannya saat masa SMA. Ah, jadi ingat anime cheer danshi//gubrak!

Sang suami menggendong sang bayi yang baru bisa menangis itu.

“Yosh, yosh, anak papi yang cantik kayak ibunya~.”
 
//yaelah sok pake papi-papi segala padahal hidupnya melarat πŸ˜‚

Anata, sudah dapat ide buat nama anak kita?” tanya sang istri.

Sang suami mengangguk penuh keyakinan. “Tentu. Aku sudah memikirkannya saat pertama kali!”

“Benarkah?”

“Aku dulu berpikir jika anak kita laki-laki namanya Alan, tapi karena dia perempuan namanya Alana!”

Sang istri memasang wajah datar kesal. “Pikirkan dengan baik dong! Jangan asal aja!”

“Yee, aku udah susah-susah berosing di internet lho! Alan dan Alana itu ada artinya. Artinya kedamaian, sama dengan rumah tangga kita yang damai dan harmonis!”

Sang istri lega mendengar arti dari nama yang diberikan sang suami.

“Benarkah? Bagus ya!”

“Iya dong! Aku gitu loh!”

//Bagus iya, damai dan harmonisnya dari mana? πŸ˜‚

“Yosh, Alana! Kamu bakal papi ajarkan berbagai hal! Kamu akan jadi anak yang pintar!”

Sang istri tertegun. “Aku ragu kamu akan mengajarinya dan bakal pintar dalam pachinko. Tidak, tidak! Biar aku yang mengurus pendidikannya, anata cari uang saja sana yang banyak buat anak kita. Asal! Jangan dari pachinko!”

 “Pachinko kan sumber uang~.”

“Jangan pachinko, BAKA OTTO!!

>>>>bersambung<<<<
πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Catatan:
 
Anata = panggilan sayang dari istri ke suami (jadi artinya gak hanya kamu formal/sopan/hormat saja)

Sake = bir

Pachinko = mesin mainan buat judi (tak bisa menerangkan dg kata2//bilang aja malas//digebukin

Kono baka otto yo = suami bodoh satu ini
----so, yg ini udah aku koreksi. Arigatou buat @hiroki21 san! Buat catatan yg pengin belajar b.jepang, aku cuma share bukan pro, kalo otto 「良っと」 itu buat panggil suami sendiri, kalo ke suami orang lain yg sopannya panggil goshujin 「ご主人」. Sebelumnya aku salah tulis hehee.
Sip kalo ada yg salah2 sila koreksi aku ya!

πŸ’ΈπŸ’ΈπŸ’Έ

Asli gaje ya? Gak jelas, garing jenaka, gantung jemuran, ganti jembatan, eh ngapain juga jembatan diganti—oaah, biar lebih kokoh :'V

Komen~komen~ soshite vote nyah~ ini baru cerita awal πŸ˜‚

Mulai chapter depan bakal ada perkenalan sama seiyuu-seiyuu yang jadi korban fanfic ini πŸ˜‚




google+

linkedin

Jika ada kesalahan informasi, silahkan berkomentar!